Pertumbuhan Bisnis Kafe Restoran Majukan PAD Kota Batu

Jumat, 12 September 2025 | 10:59:10 WIB
Pertumbuhan Bisnis Kafe Restoran Majukan PAD Kota Batu

JAKARTA - Pertumbuhan sektor kuliner di Kota Batu, Jawa Timur, menunjukkan perkembangan positif sepanjang 2025. Jumlah wajib pajak (WP) kafe dan restoran yang sebelumnya tercatat 476 pada 2024 kini meningkat menjadi 515 objek WP hanya dalam delapan bulan pertama tahun ini. Lonjakan ini menjadi sinyal bahwa bisnis kuliner semakin diminati dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.

Bertambahnya jumlah WP kafe dan restoran diperkirakan akan menjadi salah satu pendorong utama peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu tahun ini. Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batu, M. Nur Adhim, mengungkapkan bahwa objek WP yang baru tersebut sudah bisa ditarik pajaknya sejak tahun berjalan. “Pertumbuhan usaha kuliner di Kota Batu tidak lepas dari pendataan rutin. Setiap ada kafe atau restoran baru, tim lapangan Bapenda akan langsung turun melakukan wawancara dengan pemilik sekaligus mengamati langsung kondisi tempat usaha,” ujarnya.

Pendataan dan Penetapan Pajak

Proses pendataan dilakukan secara menyeluruh agar penetapan pajak bisa tepat sasaran. Dalam wawancara dengan pemilik, petugas menanyakan jumlah karyawan, menu yang dijual, harga makanan, serta kapasitas meja dan kursi. “Dari sana bisa didapat angka perkiraan omzet bulanannya. Biasanya kafe atau restoran dikenai pajak 10 persen kalau omzet minimal Rp10–15 juta per bulan,” jelas Adhim.

Pendataan ini penting agar pemerintah daerah memiliki data yang akurat mengenai potensi penerimaan pajak dari sektor kuliner. Semakin banyak objek pajak yang teridentifikasi, semakin besar pula potensi kontribusi terhadap PAD.

Capaian Pajak Restoran 2025

Hingga Agustus 2025, realisasi pajak restoran di Kota Batu sudah mencapai 72,43 persen atau sekitar Rp25,9 miliar. Angka tersebut melampaui target triwulan kedua yang hanya 50 persen atau Rp17,9 miliar. Capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa target tahunan sebesar Rp35,9 miliar berpeluang besar terlampaui.

Adhim menilai tren positif ini sejalan dengan perkembangan sektor pariwisata dan meningkatnya kunjungan wisatawan. “Kami optimistis bisa tercapai. Bahkan lebih. Karena pajak restoran selama ini kontribusinya paling besar dibanding sembilan jenis pajak lain,” tegasnya.

Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya realisasi pajak restoran bisa mencapai Rp39,3 miliar, setara 109 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini memperlihatkan bahwa potensi sektor kuliner di Kota Batu tetap menjanjikan meski kondisi ekonomi menghadapi berbagai tantangan.

Dampak pada PAD Kota Batu

Kontribusi pajak restoran yang besar menjadi salah satu motor penggerak PAD Kota Batu. Dengan bertambahnya jumlah WP, pemerintah kota memiliki ruang fiskal lebih luas untuk mendanai program pembangunan dan pelayanan publik. Pendapatan pajak yang meningkat juga memungkinkan daerah memperkuat infrastruktur, mendukung pariwisata, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Adhim menekankan pentingnya keterlibatan aktif para pelaku usaha kuliner untuk menjaga kepatuhan pajak. “Intinya, kami ingin semua berjalan fair. Kalau bisnisnya maju, daerah juga ikut merasakan manfaatnya,” ujarnya. Pemerintah daerah berharap seluruh pengusaha kuliner secara rutin melaporkan pendapatan dan memanfaatkan fasilitas tapping box yang telah dipasang untuk mencatat transaksi.

Pemantauan dan Edukasi kepada Pelaku Usaha

Selain memanfaatkan teknologi, Bapenda juga melakukan inspeksi lapangan secara berkala untuk memastikan kepatuhan para WP. Langkah ini tidak hanya berfungsi sebagai pengawasan, tetapi juga sarana edukasi agar pelaku usaha memahami kewajiban pajaknya.

Dengan pendekatan yang persuasif, pemerintah daerah mendorong kesadaran bahwa pajak restoran bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi bagi keberlanjutan ekosistem bisnis. Infrastruktur yang lebih baik dan layanan publik yang meningkat pada akhirnya akan kembali mendukung pertumbuhan bisnis kuliner itu sendiri.

Potensi Pertumbuhan di Masa Depan

Melihat tren positif yang terjadi hingga pertengahan 2025, peluang untuk terus mengembangkan sektor kuliner di Kota Batu sangat terbuka. Kota ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur dengan daya tarik alam dan berbagai pilihan hiburan keluarga. Meningkatnya jumlah pengunjung akan berbanding lurus dengan permintaan akan fasilitas kuliner.

Kehadiran kafe dan restoran baru juga menjadi indikator tingginya minat investor di sektor ini. Persaingan yang sehat diharapkan mendorong inovasi, baik dari segi menu, konsep, maupun pelayanan, sehingga pengunjung memiliki lebih banyak pilihan.

Menjaga Keseimbangan Ekonomi Daerah

Pemerintah Kota Batu berkomitmen menjaga iklim usaha tetap kondusif. Dengan pengelolaan pajak yang baik, daerah dapat menjaga keseimbangan antara kepentingan fiskal dan dukungan terhadap pelaku usaha. Strategi ini diharapkan menciptakan siklus ekonomi yang saling menguntungkan, di mana bisnis berkembang, masyarakat memperoleh lapangan kerja, dan PAD terus meningkat.

Melalui sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, Kota Batu optimistis dapat mempertahankan reputasinya sebagai kota wisata kuliner yang berkembang pesat. Jika tren positif ini berlanjut, maka target penerimaan pajak bukan hanya tercapai tetapi berpotensi melampaui ekspektasi, memberikan manfaat nyata bagi pembangunan kota dan kesejahteraan warganya.

Terkini

Lenovo 300E Chromebook Generasi Dua Laptop Murah Fleksibel

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:53 WIB

6 Shio Mendapat Kesempatan Membuka Hati dan Menerima Kasih

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:51 WIB

Haechan NCT Bersinar Debut Solo Lewat Album TASTE

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:50 WIB