JAKARTA - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencatat rekor baru pada Selasa, 30 September 2025.
Lonjakan harga ini menandai pencapaian tertinggi sepanjang sejarah penjualan emas Antam, menyusul kenaikan yang sudah terlihat pada perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa, harga emas Antam tercatat naik Rp 12.000 menjadi Rp 2.234.000 per gram. Kenaikan ini melampaui rekor yang sebelumnya dicapai pada Senin, 29 September 2025, yaitu Rp 2.222.000 per gram. Kenaikan harga yang konsisten ini menunjukkan permintaan yang kuat dari masyarakat maupun investor terhadap emas fisik sebagai aset safe haven di tengah dinamika pasar keuangan global.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback juga mengalami kenaikan sebesar Rp 12.000, menjadi Rp 2.081.000 per gram. Buyback merupakan harga yang ditawarkan Antam jika pemilik emas ingin menjual kembali kepemilikan batangan mereka. Dengan kenaikan harga ini, pemilik emas dapat menikmati nilai jual yang lebih tinggi, sekaligus menegaskan posisi emas sebagai instrumen investasi yang terus diminati.
Lonjakan harga emas Antam tidak lepas dari beberapa faktor eksternal, termasuk fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tren kenaikan harga emas dunia, dan meningkatnya minat investor terhadap instrumen safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurut para analis, tren penguatan harga emas ini berpotensi berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, meski fluktuasi harian tetap mungkin terjadi.
Sebagai catatan, transaksi buyback emas Antam diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017. Transaksi buyback emas dengan nominal di atas Rp 10 juta dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22, yakni 1,5 persen bagi pemegang NPWP dan 3 persen bagi yang tidak memiliki NPWP. Pajak ini dipotong langsung dari total nilai penjualan emas, sehingga nasabah perlu memperhitungkan hal ini saat melakukan transaksi jual kembali.
Berikut rincian harga emas Antam per gram dan beberapa ukuran batangan:
0,5 gram: Rp 1.167.000
1 gram: Rp 2.234.000
2 gram: Rp 4.412.000
3 gram: Rp 6.598.000
5 gram: Rp 10.974.000
10 gram: Rp 21.870.000
25 gram: Rp 54.512.000
50 gram: Rp 108.905.000
100 gram: Rp 217.690.000
250 gram: Rp 543.837.000
500 gram: Rp 1.087.375.000
1.000 gram: Rp 2.174.600.000
Kenaikan harga emas ini juga memengaruhi strategi investasi masyarakat. Banyak investor memanfaatkan momentum harga emas tinggi untuk menjual sebagian portofolio dan merealisasikan keuntungan, sementara sebagian lain memilih menambah kepemilikan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Para pedagang emas dan analis pasar menilai kenaikan ini sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk menyesuaikan strategi investasi. Mereka yang sudah memiliki emas dalam bentuk batangan atau perhiasan dapat mempertimbangkan penjualan sebagian, sedangkan investor baru dapat memanfaatkan kondisi pasar saat harga berada pada level tinggi untuk melakukan pembelian bertahap, agar risiko fluktuasi harian dapat dikurangi.
Selain itu, harga emas Antam yang terus mencetak rekor juga menjadi indikator penting bagi sektor ekonomi lain, seperti perbankan syariah dan pegadaian. Pegadaian, misalnya, dapat menyesuaikan harga jual dan buyback emas sesuai dengan harga pasar terbaru, sehingga tetap kompetitif dan relevan bagi konsumen.
Dengan harga emas yang menembus Rp 2,2 juta per gram, para analis menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap volatilitas harga. Meskipun tren jangka panjang menunjukkan penguatan, fluktuasi harian tetap terjadi akibat faktor global, seperti pergerakan dolar AS, harga minyak, dan kebijakan suku bunga bank sentral.
Kesimpulannya, lonjakan harga emas Antam pada 30 September 2025 menegaskan posisi emas sebagai instrumen investasi yang diminati di Indonesia. Dengan rekor harga baru ini, masyarakat dan investor memiliki peluang strategis untuk mengoptimalkan portofolio investasi mereka. Harga buyback yang meningkat juga memberikan fleksibilitas bagi pemilik emas untuk melakukan realisasi keuntungan.
Para ahli merekomendasikan agar investor memperhatikan fluktuasi harga harian dan mempertimbangkan strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan, baik untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan begitu, emas tetap menjadi aset yang aman, likuid, dan bernilai tinggi dalam kondisi ekonomi yang dinamis.