Energi

Investasi, Bukan Hanya CSR, Kunci Transisi Energi Indonesia yang Berkelanjutan

Investasi, Bukan Hanya CSR, Kunci Transisi Energi Indonesia yang Berkelanjutan
Investasi, Bukan Hanya CSR, Kunci Transisi Energi Indonesia yang Berkelanjutan

JAKARTA – Proses transisi energi menuju sumber daya energi terbarukan (EBT) di Indonesia menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah bagaimana mempercepat pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang masih mendominasi sektor energi. Namun, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Fahmy Radhi, menyebutkan bahwa terdapat harapan baru dengan hadirnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang diharapkan dapat menjadi katalisator penting dalam akselerasi transisi energi Indonesia.

Fahmy menilai bahwa dengan adanya lembaga baru ini, pemerintah tidak perlu bergantung pada pendanaan dari luar negeri, terutama setelah Amerika Serikat mengundurkan diri dari Perjanjian Paris yang berpotensi menghambat akses pendanaan global untuk transisi energi, baik di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. "Jangan gara-gara akses pendanaan global itu tersendat, pemerintah menghentikan program pensiun dini PLTU ini. Jangan! Optimalkan peran Danantara," tegas Fahmy kepada Koran Jakarta.

Fahmy menekankan bahwa peran Danantara sangat penting dalam membantu mempercepat proses pensiun dini PLTU yang lebih ramah lingkungan dan mendukung peralihan ke energi terbarukan. Menurutnya, dengan kekuatan sumber daya dan aset yang dimiliki oleh lembaga ini, terutama jika melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terkait, seperti PLN dan Pertamina, program transisi energi dapat berjalan dengan lebih efektif.

Pentingnya Peran Danantara dalam Transisi Energi

Sebagai lembaga yang dikelola oleh negara, Danantara diharapkan bisa menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung transisi energi yang lebih cepat di Indonesia. Fahmy mengungkapkan bahwa dengan dana investasi yang dikelola oleh Danantara, sektor energi dapat lebih cepat beralih dari energi fosil ke energi terbarukan. "Danantara bisa mendorong percepatan program pensiun dini PLTU ini dan membantu akselerasi transisi energi, apalagi dengan dukungan PLN dan Pertamina yang sudah memiliki kepentingan besar dalam transisi ini," kata Fahmy.

Namun, Fahmy memberikan peringatan terkait harapan bahwa Danantara tidak hanya berfokus pada kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurutnya, jika hanya sebatas CSR, kontribusi tersebut akan terasa kurang serius dan tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi proses transisi energi yang tengah digalakkan. "Jangan sampai Danantara bantu hanya sebatas CSR. Itu tidak ada nilainya dan tidak ada artinya. Harus dalam bentuk investasi supaya serius," ungkap Fahmy dengan tegas.

Harapan Terhadap Investasi Jangka Panjang

Lebih lanjut, Fahmy menilai bahwa apabila Danantara berani menggelontorkan dana investasi untuk proyek transisi energi, hal ini akan memberikan sinyal positif kepada pasar dan investor lainnya. Dengan investasi yang cukup besar, Danantara dapat membantu menciptakan ekosistem investasi yang prospektif, yang akhirnya mendorong lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam akselerasi transisi energi di Indonesia. "Jika Danantara menggelontorkan investasi untuk transisi energi ini, setidaknya itu memberi pesan kepada investor lain bahwa masa depan transisi energi di Indonesia sangat prospektif, sehingga mereka akan ikut bergabung mendorong akselerasi transisi," ujarnya.

Fahmy juga menambahkan bahwa dengan banyaknya BUMN yang terlibat dalam transisi energi, serta keinginan kuat dari pemerintah untuk mempercepat program ini, sektor energi terbarukan di Indonesia bisa berkembang pesat. Sebagai contoh, PLN memiliki kepentingan besar dalam transisi energi karena mayoritas pembangkit listrik mereka berasal dari PLTU. Sementara itu, Pertamina juga memiliki banyak aktivitas bisnis yang terkait erat dengan sektor energi terbarukan.

Pernyataan Presiden Prabowo Tentang Danantara

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Merdeka. Presiden menyebutkan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan diluncurkan pada 24 Februari 2025 dan diharapkan menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia di masa depan. Danantara akan menjadi konsolidasi kekuatan ekonomi nasional, yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelola dana investasi yang besar dan untuk mendanai proyek-proyek berkelanjutan di berbagai sektor.

“Daya berarti energi atau kekuatan, sementara Anagata berarti masa depan. Dengan demikian, Danantara berarti energi atau kekuatan untuk tanah air atau Nusantara. Danantara ini kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi, kekuatan masa depan Indonesia. Kekayaan negara dikelola, dihemat untuk dan cucu kita,” kata Presiden Joko Widodo.

Presiden optimis bahwa Danantara dapat membantu Indonesia dalam menjalankan berbagai proyek besar dan berkelanjutan di berbagai sektor strategis. Dana yang dikelola oleh Danantara akan dialokasikan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap perekonomian nasional, termasuk sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan. Danantara juga diharapkan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Pentingnya Investasi Jangka Panjang bagi Transisi Energi

Meskipun pengembangan energi terbarukan adalah tujuan jangka panjang, Fahmy menilai bahwa Indonesia tidak boleh menunda-nunda langkah besar untuk mempercepat transisi energi. Sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempercepat peralihan dari energi fosil ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Fahmy berharap pemerintah dapat lebih serius dalam mempercepat implementasi kebijakan transisi energi, yang tidak hanya bergantung pada pendanaan luar negeri, tetapi juga melibatkan sumber daya domestik, salah satunya melalui lembaga seperti Danantara. "Jika Danantara berfokus pada investasi, bukan hanya CSR, kita bisa melihat hasil yang nyata dalam beberapa tahun mendatang. Ini adalah langkah strategis untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan," pungkas Fahmy.

Dengan adanya komitmen kuat dari pemerintah dan dukungan penuh dari sektor swasta, termasuk BUMN melalui Danantara, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam transisi energi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index