Pertambangan

Pentingnya Keseimbangan antara Manusia dan Alam dalam Industri Pertambangan, Komisi XII DPR RI Kunjungi PT Vale Indonesia

Pentingnya Keseimbangan antara Manusia dan Alam dalam Industri Pertambangan, Komisi XII DPR RI Kunjungi PT Vale Indonesia
Pentingnya Keseimbangan antara Manusia dan Alam dalam Industri Pertambangan, Komisi XII DPR RI Kunjungi PT Vale Indonesia

JAKARTA - Kunjungan kerja Komisi XII DPR RI ke PT Vale Indonesia di Desa Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam praktik pertambangan di Indonesia. Dalam kunjungan ini, anggota Komisi XII DPR RI menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam dalam menjalankan sektor pertambangan yang berkelanjutan. PT Vale, perusahaan yang telah beroperasi selama 56 tahun, menjadi fokus utama pembicaraan karena perannya yang krusial dalam produksi nikel, bahan baku utama bagi industri energi terbarukan di Indonesia.

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menyampaikan harapannya agar sektor pertambangan dapat dikelola dengan prinsip keberlanjutan.

Sugeng menjelaskan bahwa meskipun industri pertambangan memiliki peran penting dalam kemajuan peradaban manusia, tetap harus ada perhatian terhadap kelestarian alam agar kegiatan pertambangan tidak merusak keseimbangan ekosistem. "Pertambangan memegang peran yang sangat penting dalam peradaban manusia, namun tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian alam, pertambangan tidak bisa dikatakan manusiawi," ujar Sugeng dalam kesempatan tersebut.

Divestasi dan Kepemilikan Saham PT Vale

Pada kunjungan ini, Sugeng juga membahas perubahan signifikan yang terjadi dalam kepemilikan saham PT Vale Indonesia. Sebelumnya dikenal sebagai INCO, PT Vale kini telah divestasi sehingga sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Indonesia. "Setelah divestasi yang terjadi tahun lalu, kepemilikan saham Indonesia di PT Vale Indonesia mencapai sekitar 54 persen, dengan 30 persen saham dimiliki oleh MIND ID dan 20 persen saham diperdagangkan di pasar publik," jelas Sugeng. Hal ini memberikan Indonesia kontrol yang lebih besar terhadap perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, khususnya nikel.

Kegiatan Pertambangan yang Berkelanjutan dan ESG

Salah satu fokus kunjungan ini adalah mempelajari lebih dalam mengenai praktik pertambangan yang berkelanjutan di PT Vale, terutama terkait dengan proses produksi, reklamasi bekas tambang, dan kebijakan pasca-tambang. Sugeng mengapresiasi komitmen PT Vale terhadap aspek ESG (Environment, Social, and Governance), yang mencakup pengelolaan lingkungan yang baik, serta keberlanjutan sosial dan tata kelola perusahaan. "Vale telah menunjukkan upaya yang signifikan dalam memastikan bahwa aspek lingkungan dan tata kelola yang baik diterapkan, serta reklamasi bekas tambang dilakukan dengan serius," ungkapnya.

Perusahaan ini juga telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan. Ini termasuk upaya reklamasi bekas lahan tambang yang bertujuan untuk memulihkan kondisi lingkungan pasca-pertambangan. Dengan komitmen yang serius terhadap keberlanjutan, PT Vale memastikan bahwa praktik pertambangan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga menjaga kualitas lingkungan untuk generasi mendatang.

Nikel sebagai Bahan Baku Energi Terbarukan

Selain itu, Sugeng juga menyoroti peran PT Vale Indonesia dalam mendukung perkembangan energi terbarukan di Indonesia. PT Vale memproduksi nikel matte, yang merupakan bahan baku utama untuk produksi baterai penyimpanan energi, sebuah komponen penting dalam pengembangan teknologi energi terbarukan seperti tenaga surya. "Nikel menjadi elemen yang sangat penting dalam pengembangan energi terbarukan, terutama dalam mendukung pengembangan tenaga surya yang memerlukan sistem penyimpanan energi," ujar Sugeng, yang juga merupakan politisi dari Fraksi Partai NasDem.

Indonesia, yang memproduksi sekitar 40 persen dari total produksi nikel dunia, memiliki posisi yang sangat strategis dalam pasokan nikel global. Sugeng menyatakan bahwa negara ini memiliki pengaruh besar terhadap pasokan nikel untuk kebutuhan global, yang sangat penting dalam mendukung industri energi terbarukan. "Indonesia memproduksi sekitar 40 persen dari total produksi nikel dunia, yang memberi negara ini pengaruh besar dalam pasokan nikel global," tegas Sugeng.

Namun, Sugeng juga mengingatkan bahwa nikel adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan, sehingga pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan industri ini. "Nikel adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan, sehingga pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan industri," tambahnya.

Dampak Positif PT Vale terhadap Ekonomi Lokal

Sugeng juga menyoroti dampak positif PT Vale terhadap perekonomian daerah sekitar, terutama di Kabupaten Luwu Timur. Perusahaan ini memberikan kontribusi signifikan melalui skema bagi hasil, yang berjumlah sekitar 500 miliar rupiah setiap tahunnya, yang hampir sepertiga dari total APBD daerah yang mencapai 1,5 triliun rupiah. Dengan adanya PT Vale, angka pengangguran di daerah tersebut juga tercatat rendah, hanya sekitar 4%. "PT Vale telah berperan dalam menciptakan lapangan kerja yang signifikan bagi masyarakat setempat," ujar Sugeng, yang melihat hal ini sebagai bukti kontribusi besar perusahaan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

Hilirisasi Nikel untuk Industri Energi Terbarukan

Selain aspek keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, Sugeng juga menyoroti pentingnya hilirisasi nikel. PT Vale Indonesia telah berhasil memproduksi nikel matte dengan tingkat kemurnian tinggi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan industri hilirisasi yang lebih ideal, perusahaan ini harus melanjutkan proses produksi hingga mencapai tahap akhir, seperti nikel kursor, katoda, dan baterai. "PT Vale harus melanjutkan proses produksi hingga tahap akhir untuk menciptakan industri yang lebih kompleks, yang akan menghasilkan produk akhir yang dibutuhkan dalam sektor energi terbarukan," jelas Sugeng.

Langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri nikel global, serta menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar, terutama di sektor energi terbarukan.

Kesimpulan: Menjaga Keberlanjutan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Secara keseluruhan, kunjungan kerja Komisi XII DPR RI ke PT Vale Indonesia menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara kegiatan pertambangan dengan kelestarian alam. Sugeng Suparwoto mengungkapkan optimisme terhadap keberlanjutan industri pertambangan nikel di Indonesia yang dapat berperan dalam mendukung transisi energi terbarukan tanpa mengabaikan keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index