JAKARTA - Derby Madrid di Santiago Bernabeu pada Sabtu, 27 September 2025, menjadi panggung penuh kejutan. Real Madrid, yang sebelumnya tak terkalahkan di Liga Spanyol musim ini, justru harus menerima kekalahan telak 2-5 dari rival sekota mereka, Atletico Madrid. Hasil ini bukan hanya mengejutkan publik Bernabeu, tetapi juga memunculkan analisis mendalam mengenai apa yang salah dengan permainan Los Blancos.
Kekalahan tersebut terasa lebih menyakitkan karena Madrid sempat unggul 2-1 melalui gol Kylian Mbappe di menit ke-25 dan Arda Guler pada menit ke-36. Namun, keunggulan itu buyar setelah Atletico tampil lebih efektif. Tim tamu berhasil membalikkan keadaan lewat gol Robin Le Normand (14’), Alexander Sorloth (45+3’), Julian Alvarez (51’, 63’), dan Antoine Griezmann (90+3’).
Dengan hasil ini, Madrid tetap berada di puncak klasemen sementara dengan 18 poin, sementara Atletico naik ke posisi keempat mengoleksi 12 angka. Bagi Madrid, ini menjadi kekalahan perdana mereka di Liga Spanyol 2025/2026.
Lantas, apa saja yang menjadi faktor penyebab tumbangnya pasukan Xabi Alonso dalam derby panas tersebut? Berikut lima poin penting yang menjelaskan mengapa Real Madrid harus menyerah 2-5 dari Atletico.
1. Performa Madrid Di Bawah Standar
Xabi Alonso selaku pelatih Real Madrid secara terbuka mengakui bahwa anak asuhnya tampil buruk sejak menit awal. Madrid gagal menunjukkan permainan kompak seperti biasanya, baik dalam bertahan maupun menyerang.
“Itu adalah laga yang buruk dari pihak kami. Kami tidak memulai dengan baik dan tidak bermain dengan baik secara kolektif,” ujar Alonso, dikutip dari laman resmi Madrid, Minggu (28/9/2025).
Dominasi penguasaan bola Madrid tidak diiringi dengan kualitas penyelesaian. Justru, setiap celah yang terbuka mampu dimanfaatkan Atletico secara maksimal.
2. Masih Dalam Masa Adaptasi
Alonso memang baru menjalani musim perdananya sebagai pelatih Real Madrid. Eks gelandang andalan Los Blancos itu masih mencari formula terbaik untuk memaksimalkan potensi skuad yang dimilikinya.
“Kami masih dalam proses membangun tim dan ini adalah kekalahan pertama kami. Kami jelas merasa sakit hati karena kekalahan ini memang layak kami raih. Kami kehilangan rime dan kekalahan ini menyakitkan,” ungkap Alonso.
Fakta bahwa Madrid masih berproses membuat hasil seperti ini sulit dihindari. Kekalahan telak di laga sebesar derby jelas memberikan tekanan ekstra, tetapi juga bisa menjadi bahan evaluasi penting.
3. Lini Belakang Rapuh
Kerapuhan pertahanan Madrid terlihat jelas di laga ini. Meski memiliki bek berkualitas, koordinasi lini belakang mereka gagal meredam agresivitas Atletico. Robin Le Normand dan Alexander Sorloth dengan mudah menemukan celah, sementara Julian Alvarez benar-benar jadi mimpi buruk dengan dua golnya.
Gol penutup dari Antoine Griezmann di menit tambahan babak kedua menegaskan bahwa konsentrasi pertahanan Madrid goyah hingga peluit akhir.
4. Efektivitas Tinggi Atletico Madrid
Jika Madrid bermain boros peluang, Atletico justru tampil sangat efektif. Hampir setiap serangan berbuah ancaman serius. Dari sisi mentalitas, pasukan Diego Simeone menunjukkan konsistensi hingga akhir laga.
Alvarez, yang direkrut untuk memperkuat daya gedor Los Colchoneros, menjadi bintang dengan dua gol cepat di babak kedua. Gol-gol itu langsung mengubah momentum dan membuat Madrid kesulitan bangkit.
5. Strategi Belum Matang
Sebagai pelatih baru, Alonso masih mencoba berbagai pendekatan taktik. Hal itu terlihat dari kurang solidnya transisi permainan Madrid. Saat menyerang, mereka sering meninggalkan ruang kosong yang dieksploitasi Atletico.
Kurangnya kestabilan taktik ini menjadi celah besar yang berhasil dimanfaatkan lawan. Alonso pun sadar bahwa pekerjaannya masih panjang untuk menemukan pola yang benar-benar cocok dengan skuad.
Evaluasi Besar Menanti Madrid
Meski kekalahan ini menyakitkan, Real Madrid tetap berada di puncak klasemen Liga Spanyol. Namun, jika tidak segera membenahi kelemahan, hasil buruk bisa terulang. Bagi Alonso, kekalahan ini adalah peringatan bahwa setiap laga di La Liga, terlebih derby, menuntut kesiapan maksimal.
Atletico sendiri pantas mendapat pujian atas performa mereka. Simeone kembali membuktikan bahwa strategi bertahan rapat dengan transisi cepat masih menjadi senjata andalan yang mematikan.
Kekalahan 2-5 di kandang sendiri jelas mencoreng catatan impresif Madrid di awal musim. Namun, dengan musim yang masih panjang, Alonso dan timnya punya cukup waktu untuk bangkit dan memperbaiki kekurangan.