Freeport

Proses Penyelamatan di Tambang Freeport Terus Berlanjut, Tiga Jenazah Ditemukan

Proses Penyelamatan di Tambang Freeport Terus Berlanjut, Tiga Jenazah Ditemukan
Proses Penyelamatan di Tambang Freeport Terus Berlanjut, Tiga Jenazah Ditemukan

JAKARTA - Upaya penyelamatan di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah, masih terus berlangsung di tengah suasana duka mendalam. 

Setelah hampir sebulan operasi tanpa henti, Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil menemukan tiga jenazah pekerja tambang yang sebelumnya dilaporkan terjebak akibat longsoran lumpur bijih basah.

Penemuan ini menjadi titik perkembangan penting dalam proses pencarian korban sejak insiden tragis terjadi pada 8 September 2025. Namun, bagi keluarga besar Freeport, kabar tersebut juga menjadi penegasan atas beratnya risiko yang dihadapi para pekerja di dunia pertambangan bawah tanah.

“Atas nama pribadi dan perusahaan, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang telah berada di Tembagapura sejak 14 September 2025 lalu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan dan ketabahan bagi kita semua,” ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, dikonfirmasi dari Jakarta.

Tiga Jenazah Ditemukan di Waktu Berbeda

Tim penyelamat menemukan ketiga jenazah tersebut dalam dua tahap di hari yang sama. Jenazah pertama ditemukan sekitar pukul 12.00 WIT, sementara dua lainnya ditemukan sekitar pukul 16.53 WIT. Seluruh korban kemudian segera dievakuasi ke permukaan untuk proses identifikasi oleh tim medis dan pihak kepolisian.

Dari hasil pemeriksaan, jenazah pertama diketahui bernama Victor Bastida Ballesteros, warga negara Republik Chili yang merupakan karyawan PT Redpath Indonesia, salah satu mitra kerja Freeport. Sementara dua jenazah lainnya masih menunggu hasil identifikasi resmi dari pihak berwenang.

Tony Wenas menegaskan, seluruh korban bukan hanya rekan kerja, tetapi bagian dari keluarga besar Freeport. “Selain rekan kerja, mereka adalah bagian dari keluarga besar Freeport. Kehilangan ini membawa duka yang mendalam bagi kita semua,” ucap Tony.

Duka dan Harapan di Tengah Upaya Penyelamatan

Meski penemuan jenazah menjadi kabar yang penuh duka, Freeport menyebut hal ini sebagai kemajuan penting dalam proses pencarian. Upaya penyelamatan terhadap seluruh pekerja yang masih terjebak terus dilanjutkan tanpa henti, dengan melibatkan tim gabungan berpengalaman di bidang tambang bawah tanah. 

“Penemuan ini merupakan kemajuan penting, namun upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk menemukan seluruh pekerja yang terjebak,” jelas Tony.

PT Freeport Indonesia juga memastikan pendampingan penuh kepada keluarga para korban. Sejak awal insiden, perusahaan telah menempatkan perwakilan di Tembagapura untuk memberikan dukungan moral dan logistik kepada keluarga yang menunggu kabar di lokasi.

“Kami memastikan dukungan penuh terhadap proses identifikasi dan pendampingan bagi seluruh keluarga pekerja yang telah berpulang,” tambahnya.

Kronologi Longsor di Tambang Bawah Tanah GBC

Insiden berawal pada Senin malam, 8 September 2025 sekitar pukul 22.00 WIT, ketika terjadi longsor lumpur bijih basah di area Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28–30 Panel, kawasan operasi tambang bawah tanah milik PT Freeport Indonesia.

Kejadian tersebut menyebabkan sebagian area tambang tertimbun material basah, yang menyulitkan proses evakuasi. Sebagian besar karyawan berhasil diselamatkan segera setelah kejadian, namun tujuh orang dilaporkan masih terjebak di dalam area tambang.

Selama berminggu-minggu setelah insiden, tim penyelamat PTFI bekerja tanpa henti dengan dukungan peralatan berat, sistem ventilasi, serta teknologi deteksi lokasi korban di bawah tanah. Kondisi medan yang ekstrem dan risiko lanjutan akibat pergerakan lumpur membuat proses evakuasi berjalan lambat dan penuh tantangan.

Pada Sabtu (20/9), dua pekerja pertama berhasil ditemukan. Kini, dengan ditemukannya tiga korban lagi, total sudah lima pekerja berhasil ditemukan dari tujuh orang yang sempat dilaporkan hilang.

Produksi Masih Dihentikan, Fokus pada Keselamatan

Sebagai bentuk tanggung jawab, PT Freeport Indonesia sementara menghentikan produksi tambang bawah tanah di GBC sejak insiden terjadi. Fokus utama perusahaan saat ini adalah memastikan keselamatan seluruh tim yang masih bekerja di area tambang serta memaksimalkan upaya pencarian korban yang tersisa.

Keputusan ini sejalan dengan kebijakan perusahaan yang menempatkan keselamatan manusia di atas segalanya. Dalam operasi berskala besar seperti di Grasberg, faktor keselamatan menjadi prioritas mutlak, terutama mengingat kompleksitas sistem tambang bawah tanah dan potensi bahaya geoteknik yang tinggi.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga memantau langsung perkembangan situasi di lapangan. Pemerintah mendukung langkah-langkah mitigasi yang diambil Freeport dan terus berkoordinasi dalam proses investigasi penyebab longsor.

Komitmen Freeport pada Keluarga dan Pekerja

Dalam situasi yang penuh duka ini, Tony Wenas menegaskan kembali komitmen Freeport untuk mengutamakan keselamatan, kesejahteraan, dan pendampingan keluarga korban. Perusahaan memastikan seluruh hak-hak pekerja terpenuhi dan memberikan perhatian khusus kepada keluarga yang ditinggalkan. 

“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung keluarga para pekerja yang terdampak, baik dalam proses identifikasi maupun dalam pemenuhan hak-hak mereka,” kata Tony.

Selain itu, perusahaan juga akan melakukan evaluasi mendalam terhadap prosedur keselamatan kerja guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Upaya peningkatan standar operasional dan pengawasan di tambang bawah tanah akan diperkuat melalui koordinasi dengan otoritas terkait dan mitra kerja.

Harapan Penutupan Operasi Penyelamatan dengan Selamat

Hingga Minggu 5 Oktober 2025, total sudah lima pekerja ditemukan, termasuk tiga yang berhasil dievakuasi terbaru. Dua pekerja lainnya masih dalam pencarian. Tim penyelamat terus beroperasi siang dan malam dengan semangat untuk menuntaskan misi kemanusiaan ini.

Meskipun tragedi di Grasberg Block Cave menyisakan luka mendalam, semangat kebersamaan antara perusahaan, pemerintah, dan keluarga pekerja tetap menjadi kekuatan utama di tengah situasi sulit ini.

Dengan langkah hati-hati dan penuh doa, harapan terbesar kini tertuju pada ditemukannya seluruh pekerja yang masih hilang, agar proses penyelamatan dapat segera ditutup dengan penuh hormat dan ketenangan bagi semua pihak yang kehilangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index