Rukun Raharja

Strategi Ekspansi dan Kontrak Panjang Dongkrak Laba Rukun Raharja

Strategi Ekspansi dan Kontrak Panjang Dongkrak Laba Rukun Raharja
Strategi Ekspansi dan Kontrak Panjang Dongkrak Laba Rukun Raharja

JAKARTA - Prospek pertumbuhan PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), emiten migas milik pengusaha Happy Hapsoro, semakin menjanjikan tahun ini. 

Bukan semata karena kenaikan pendapatan di tengah kondisi pasar energi yang fluktuatif, melainkan juga berkat strategi akuisisi agresif serta portofolio kontrak jangka panjang yang memberi kepastian arus ka

Henan Putihrai Sekuritas dalam riset terbarunya memperkirakan laba bersih RAJA dapat menembus US$35 juta pada 2025, tumbuh sekitar 20,27% dibanding capaian tahun lalu sebesar US$29,1 juta. 

Kinerja positif itu dinilai akan terus berlanjut pada 2026 dengan estimasi kenaikan laba 13,42% menjadi US$39,7 juta.

Margin Solid Meski Pasar Menekan

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, menyampaikan bahwa kinerja RAJA semester I/2025 sudah menunjukkan sinyal kekuatan margin meski tekanan pasar masih terasa. Pendapatan RAJA tumbuh 3,3% secara tahunan (YoY), sementara laba kotor naik 4,8% YoY.

"Margin yang solid ini menunjukkan ketahanan RAJA dalam mengelola bisnis migas, sekaligus sinyal positif untuk pertumbuhan laba ke depan," ujar Irsyady.

Ekspansi Strategis Lewat Akuisisi Hafar Group

Salah satu langkah penting yang menopang prospek RAJA adalah akuisisi 49% saham PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera (HDS). 

Melalui aksi korporasi ini, RAJA bersama PT Petrosea Tbk. (PTRO) memperdalam kolaborasi dalam bisnis engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) lepas pantai sekaligus memperluas jaringan logistik kelautan.

Menurut Irsyady, kemitraan tersebut memberikan RAJA akses pada keahlian teknis, tambahan modal, serta peluang proyek baru. Lebih jauh, akuisisi ini juga meningkatkan kredibilitas RAJA di pasar energi dan logistik lepas pantai yang kian kompetitif.

Pilar Utama: Kontrak Jangka Panjang

Selain ekspansi, kekuatan utama RAJA terletak pada kontrak jangka panjang yang menjadi fondasi pendapatan. Model bisnis berbasis perjanjian kontrak berdurasi 10–30 tahun ini memberi kepastian arus kas stabil sekaligus mengurangi eksposur terhadap fluktuasi harga energi global.

Beberapa kontrak strategis RAJA antara lain:

Kerja sama dengan PetroChina di Blok Jabung dengan sisa masa kontrak 19 tahun dari total 20 tahun.

Kemitraan dengan Pertagas selama 20 tahun (sisa 17 tahun) untuk operasional pipa minyak.

Kerja sama dengan ExxonMobil di Blok Cepu selama 30 tahun (sisa 11 tahun).

Kontrak pasokan gas dengan Sinarmas Group untuk jangka waktu 10 tahun.

“Kontrak-kontrak ini memastikan arus kas yang stabil dan mengurangi paparan RAJA terhadap volatilitas harga energi,” jelas Irsyady.

Diversifikasi ke Energi Bersih

RAJA juga mulai melirik peluang di sektor energi bersih sebagai bagian dari transisi menuju energi terbarukan. Perusahaan berinvestasi pada sejumlah proyek, antara lain pabrik blue ammonia, fasilitas regasifikasi LNG, hingga pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik.

Langkah ini selaras dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menargetkan penambahan kapasitas pembangkit 70 gigawatt (GW), dengan 72% di antaranya berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

Total kebutuhan investasi untuk mendukung transisi energi nasional diperkirakan mencapai Rp2.800 triliun. Dalam skema tersebut, sektor swasta berperan penting dalam pembangkitan listrik, sedangkan PLN berfokus pada transmisi dan distribusi.

“Langkah ini tidak hanya membuka peluang pertumbuhan baru, tetapi juga menjadi lindung nilai terhadap penurunan ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional,” tulis riset Henan Putihrai Sekuritas.

Proyeksi Pendapatan dan Laba

Sejalan dengan proyeksi laba bersih, pendapatan RAJA juga diperkirakan meningkat. Tahun ini, pendapatan diprediksi mencapai US$265,5 juta, naik 4,3% dari realisasi 2024 sebesar US$254,5 juta. Sementara pada 2026, pendapatan diperkirakan tumbuh tipis 0,7% menjadi US$267,4 juta.

Jika melihat laporan keuangan semester I/2025, RAJA berhasil membukukan pendapatan sebesar US$127,63 juta, naik 3,33% dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$123,51 juta.

Kontributor utama pendapatan berasal dari:

Penjualan gas senilai US$70,2 juta.

Lifting migas sebesar US$25,15 juta.

Jasa penyaluran minyak hasil kerja sama operasi sebesar US$16,98 juta.

Beban Usaha dan Laba Bersih Semester I

Dari sisi beban, RAJA mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar US$89,97 juta, beban umum dan administrasi US$11,18 juta, beban keuangan US$4,73 juta, serta beban pajak penghasilan bersih US$8,69 juta.

Di sisi bottom line, laba bersih RAJA pada paruh pertama 2025 tercatat sebesar US$11,35 juta. Angka ini turun 20,57% secara tahunan dibanding periode yang sama 2024 yang mencapai US$14,29 juta.

Meski laba semesteran menurun, analis meyakini tren tahunan akan membaik berkat kontribusi akuisisi strategis, stabilitas kontrak jangka panjang, serta langkah diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan.

Fondasi Kokoh Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan

Dengan kombinasi strategi ekspansi, kontrak jangka panjang, serta investasi di sektor energi hijau, RAJA berada di jalur yang tepat untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan. 

Proyeksi kenaikan laba bersih 20% pada 2025 menjadi bukti bahwa perusahaan mampu mengimbangi tantangan pasar sekaligus merespons transisi energi global.

Bagi investor, stabilitas arus kas dan keberanian RAJA merambah bisnis energi bersih menjadi faktor kunci yang membuat prospek emiten ini semakin menarik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index