JAKARTA - Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) merek Vivo di pasar domestik dipastikan kembali lancar mulai minggu kedua Oktober 2025.
Hal ini disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai bentuk kepastian pasokan energi bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa stok BBM Vivo masih ada dan pihak Vivo telah melakukan pembelian dari Pertamina untuk memenuhi permintaan konsumen pada awal bulan depan. “BBM Vivo masih tersedia, mereka masih punya stok. Vivo membeli dari Pertamina untuk dijual Minggu kedua pada bulan Oktober,” ujarnya.
Langkah ini menjadi respons cepat terhadap kebutuhan masyarakat akan BBM, mengingat Vivo sebelumnya sempat mengalami keterbatasan pasokan. Dengan adanya kepastian ini, masyarakat pengguna BBM Vivo tidak perlu khawatir mengenai ketersediaan bahan bakar di SPBU yang dikelola merek tersebut.
Kolaborasi Strategis Vivo dan Pertamina
Seperti diketahui, PT Vivo Energy Indonesia telah menjalin kerja sama business to business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga (PPN) untuk memastikan kelancaran pasokan. Dari total penawaran kargo impor BBM sebesar 100 ribu barel, Vivo menyerap 40 ribu barel. Pasokan ini diperuntukkan khusus bagi kebutuhan konsumen di berbagai wilayah di Indonesia.
Pj. Corporate Secretary PPN, Roberth MV Dumatubun, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi antara badan usaha swasta dan Pertamina tidak hanya sekadar soal impor BBM, tetapi juga tentang memastikan energi tetap tersedia dan masyarakat bisa terlayani dengan baik.
“Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” jelasnya.
Roberth menambahkan bahwa mekanisme penyediaan pasokan BBM kepada Vivo akan tetap melalui prosedur yang sesuai ketentuan, termasuk uji kualitas dan kuantitas produk oleh surveyor yang telah disepakati kedua belah pihak. Hal ini memastikan BBM yang diterima konsumen tetap memenuhi standar mutu nasional.
Peluang Kerja Sama dengan Badan Usaha Lain
Selain Vivo, terdapat empat badan usaha swasta lain yang masih menjajaki kemungkinan kerja sama serupa dengan Pertamina. Koordinasi antara masing-masing perusahaan dengan kantor pusat Pertamina sedang dilakukan untuk menilai potensi penyediaan BBM tambahan. Dengan strategi ini, pemerintah dan Pertamina berupaya menciptakan ekosistem distribusi BBM yang lebih stabil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Ke depan, skema kerja sama semacam ini diharapkan dapat menjadi model bagi perusahaan swasta lain yang ingin memastikan pasokan energi tetap lancar, sekaligus mendukung ketersediaan BBM di seluruh pasar domestik. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional dan menjaga kepuasan konsumen.
Dampak Positif bagi Konsumen
Dengan kepastian pasokan BBM Vivo pada minggu kedua Oktober, masyarakat dapat lebih tenang dalam merencanakan kebutuhan energi kendaraan mereka. Pasokan yang stabil diharapkan juga mencegah lonjakan harga yang biasanya terjadi ketika stok BBM terbatas.
Selain itu, kerja sama antara Vivo dan Pertamina menegaskan komitmen sektor swasta dan BUMN untuk menghadirkan energi yang andal bagi masyarakat. Langkah ini juga memperkuat kepercayaan publik terhadap ketersediaan energi nasional, yang menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung aktivitas ekonomi harian masyarakat.
Ketersediaan BBM Vivo yang kembali normal pada minggu kedua Oktober 2025 menunjukkan efektivitas koordinasi antara pemerintah, Pertamina, dan pihak swasta. Langkah ini memastikan masyarakat tetap mendapatkan pelayanan BBM yang andal, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Dengan adanya kepastian pasokan, konsumen BBM Vivo kini dapat kembali merencanakan perjalanan dan kegiatan sehari-hari tanpa khawatir kehabisan bahan bakar.